skip to main |
skip to sidebar
18.53
KISSTORE
No comments
INILAH.COM, Palembang - Prestasi membanggakan sukses ditorehkan atlet angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan, di SEA Games kali ini. Dia sukses mempersembahkan emas bagi Indonesia sekaligus memecahkan rekor. Berikut selintas perjalanan hidupnya.
Eko yang turun di kelas 62 kilogram sukses mempersembahkan medali emas bagi cabang angkat besi Indonesia dengan total angkatan 302 kilogram dalam pertandingan yang berlangsung di Dempo Hall Jakabaring, Palembang, Jumat (18/11/2011).
Hebatnya lagi, Eko berhasil memecahkan rekor SEA Games melalui total
angkatannya yang mencapai 302 kilogram itu. Rekor sebelumnya juga ditorehkan atas namanya pada 2009 dengan total angkatan hingga mencapai 300 kilogram.
Sedangkan, medali perak diraih oleh atlet Indonesia lainnya yakni Muhakmad Hasbi. Dia sukses mengumpulkan total angkatan 283 kilogram. Adapun, medali perunggu diraih Nguyen Ngoc Trung dari Vietnam dengan total angkatan 272 kilogram.
Keberhasilan Eko meraih medali emas di SEA Games kali ini tidak didapatnya dengan mudah. Lahir di Lampung 24 Juli 1989 silam, Eko dibesarkan melalui keluarga yang kurang mampu.
Ayahnya, Saman, hanyalah seorang pengayuh becak, sedangkan ibunya, Wastiah, hanya berjualan sayur di pasar. Namun, olahraga angkat besi telah merubah drastis kehidupan ekonominya.
Eko memulai kiprahnya dalam olahraga angkat besi pada 2001 di klub Metro Lampung. Melalui buah tangan dingin pelatihnya kala itu, Suryono dan Johni, dia mampu menjadi juara nasional angkat besi junior.
Awal mula dirinya mengenal angkat besi pun terbilang cukup unik. Saat masih duduk di Sekolah Dasar (SD), dia bersama teman-temannya tak sengaja datang ke sasana angkat besi saat sedang menggembala kambing.
Dia bersama teman-temannya itu kemudian iseng menonton para atlet angkat besi yang sedang berlatih. Alhasil, mereka pun langsung diusir dari sasana.
Setelah itu, rasa ingin tahu Eko tentang angkat besi semakin lama semakin besar. Hingga awal 2001, dia dan teman-temannya memberanikan diri mendaftar di sasana tersebut dan belajar teknik-teknik angkat besi.
Dia pun kemudian bertekad untuk menjadi lifter andal Indonesia. Dia berlatih siang dan malam meskipun hanya dibayar sangat murah, yakni Rp7000 per-minggu.
Berkat kegigihannya, kurang dari satu tahun Eko pun mengikuti Kejuaraan Nasional Remaja di Indramayu, Jawa Barat. Hasilnya, medali emas berhasil direguknya.
Setelah itu, prestasi demi prestasi lainnya berhasil ia rengkuh melalui cabang angkat besi. Puncaknya, adalah medali perunggu di Olimpaide Beijing 2008.
Berkat prestasinya, dia tidak perlu lagi menjadi pengembala kambing. Berbagai hadiah dan bonus yang diperoleh telah berhasil membantu ekonomi keluarga.
Sebelumnya, bapak adalah pengayuh becak dan ibu pedagang sayur. Sekarang orang tuanya sudah bisa menjalankan usaha sebagai petani pada lahan sawah milik sendiri.
"Rasanya sangat bangga karena bisa mempersembahkan medali emas bagi Indonesia," ujarnya sesaat setelah mempersembahkan emas bagi Indonesia.
Eko pun menuturkan bahwa uang hadiah hasil kemenangannya itu serta bonus besar yang sudah menantinya itu akan ia tabung untuk masa depan keluarganya.
"Duit hasil kemenangan ini akan saya tabung untuk masa depan keluarga saya dan kalau bisa untuk membangun rumah saya," tambahnya.
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Posting Komentar